Ingat 31 Januari 2018 Gerhana Bulan, Begini Cara Sholat Gerhana

Ilustrasi gerhana bulan. (AFP PHOTO / PATRIK STOLLARZ).
Jakarta. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan fenomena gerhana bulan yang terjadi pada 31 Januari 2018, merupakan fenomena yang sangat langka. Karena, gerhana bulan yang terjadi saat bulan berada dalam konfigurasi Supermoon dan Bluemoon. Gerhana bulan yang terjadi pada 31 Januari 2018 diawali dengan gerhana sebagian, diikuti dengan gerhana total, gerhana parsial lagi, dan Bulan sepenuhnya terlepas dari bayangan Bumi. Sayangnya, peristiwa tersebut terjadi hanya di sebagian besar permukaan Bumi, yaitu dari daerah Amerika Utara, Samudera Pasifik, Siberia Timur dan Asia, termasuk di Indonesia.

Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi. 

Bagi muslim gerhana bulan bukah hanya fenomena alam biasa melainkan salah satu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Ketika terjadi gerhana bulan, mulai dari awal hingga berakhirnya gerhana, ada amalan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah yaitu shalat gerhana. berikut Bukan hanya shalat gerhana. Dan tentunya, setiap amal memiliki pahala dan keutamannya masing-masing. 

Seiring dengan adanya fenomena gerhana bulan, umat Islam disunnahkan untuk menjalankan shalat sunnah gerhana. Berikut adalah ringkasan tatacara shalat gerhana yang dihimpun oleh Redaksi PWMU, berdasarkan pada uraian Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jatim bidang Tarjih, DR Syamsuddin MAg.

Seperti shalat Subuh dua rakaat, tatacara shalat gerhana juga hampir sama. Yang membedakan hanyalah: shalat gerhana dilakukan dua rakaat, tapi ada empat kali rukuk yang dilakukan. Shalat dimulai dengan niat dalam hati, kemudian dilanjutkan dengan berbagai amalan berikut:

1) Membaca Takbiratul Ihram sebagaimana dalam shalat fardlu.

2) Membaca doa iftitah.

3) Selanjutnya imam membaca surat al-Fatihah dan surat al-Quran, sementara makmum cukup mendengarkan apa yang dibaca oleh imam.

4) Rukuk, dengan membaca doa rukuk sebagaimana dalam shalat fardlu.

5) Bangkit dari rukuk dengan membaca “sami’a Allahu liman Hamidah, rabbanaa wa lakal hamdu”.

6) Imam kembali membaca surat al-Fatihah dan surat al-Quran lagi, sementara makmum cukup mendengarkan apa yang dibaca oleh imam.

7) Kemudian dilanjutkan dengan rukuk, sambil membaca doa rukuk sebagaimana dalam shalat fardlu.

8) Bangkit dari rukuk (i’tidal), sambil membaca “sami’a Allahu liman Hamidah, rabbanaa wa lakal hamdu”.

9) Dilanjutkan dengan sujud, dengan mambaca doa sujud sebagaimana dalam shalat fardlu.

10) Dilanjutkan dengan duduk di antara dua sujud, sambil membaca doa sebagaimana dalam shalat fardlu.

11) Dilanjutkan dengan sujud, dengan mambaca doa sujud sebagaimana dalam shalat fardlu.

12) Bangkit berdiri menuju ke rakaat kedua. Pada rakaat ini mengerjakan sebagaimana rakaat pertama (nomor 3-11)

13) Dilanjutkan dengan duduk tasyahud akhir, dengan membaca doa sebagaimana dalam shalat fardlu.

14) Mengakhiri shalat dengan salam, sambil menoleh ke kanan kemudian kiri sebagaimana dalam shalat fardlu.


15) Selanjutnya imam/khatib berdiri berkhutbah untuk mengingatkan akan tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah swt lewat fenomena gerhana.

Selama gerhana masih berlangsung, kesunnahan shalat gerhana masih berlaku sendangkan untuk khutbah Sedangkan dua khutbah shalat gerhana bulan boleh tetap berlangsung atau boleh dimulai meski gerhana bulan sudah usai. Demikian tata cara shalat gerhana bulan berdasarkan keterangan para ulama. Wallahu a’lam.

sumber : www.nu.or.id dan berbagai sumber lainya.

Subscribe to receive free email updates: