TGB Merapat ke Jokowi, GNPF Tak Rugi Karena Punya Aher

TGB Merapat ke Jokowi, GNPF Tak Rugi Karena Punya Aher Ketum GNPF Ulama Yusuf Martak menilai Aher merupakan sosok yang lebih unggul ketimbang TGB, sehingga 'kepergian' Gubernur NTB itu ke Jokowi tak merugikan GNPF. 
Jakarta, Beritatimur.id -- Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Muhammad Martak menyayangkan langkah Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi yang menyatakan dukungannya untuk Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019 mendatang.

Ia mengaku umat Islam tak akan mengalami kerugian dengan merapatnya TGB ke Jokowi. Sebab pihaknya masih punya mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) sebagai sosok yang pengganti TGB.

"Kalau cuma hafiz Quran dan gubernur dua periode, alhamdulillah tadi malam kang Aher datang ke sini, dan alhamdulillah kita dapat lagi satu dari Allah penggantinya [TGB] dan kita nggak pernah rugi," ujar Yusuf saat ditemui di Menara Peninsula, Jakarta, Sabtu (28/7).


Yusuf menyatakan modal dan kapasitas yang dimiliki Aher dinilainya tak kalah mumpuni ketimbang TGB, baik di bidang pengetahuan agama Islam maupun di bidang politik. Bahkan, Yusuf mengklaim basis massa yang dimiliki Aher di Jawa Barat lebih banyak ketimbang basis massa TGB di NTB.

"Kang Aher dan TGB itu sama, tapi kelasnya beda. Kalau TGB di NTB [massanya] cuma 4 juta, tapi kang Aher di Jabar [massanya] 33 juta. Nah, monggo dipilih mana," ujarnya.

Selain itu, Yusuf mengaku dirinya pernah menyarankan langsung kepada TGB untuk mendeklarasikan diri sebagai capres maupun cawapres dengan syarat tak didukung partai 'penista agama' yakni PDIP, PPP, PKB, Nasdem, Hanura, dan Golkar. Jika memenuhi syarat itu, ia menjamin TGB pasti bakal didukung umat Islam.

Apalagi, sambungnya, nama TGB pun muncul dalam kandidat cawapres hasil rakornas Presidium Alumni 212 yang digelar pada 2 Juni lalu atau beberapa waktu sebelum TGB menyatakan dukungan untuk Jokowi.

"Kalau memang serius mau bersama dengan umat deklarasi saja, apakah mau maju nomor 1 atau nomor 2, dan sampaikan dia akan bersama dengan partai yang tak pendukung penista agama," ujarnya.

Meski demikian, Yusuf mengatakan TGB sendiri mengalami kesulitan untuk mendeklarasikan diri karena masih menjadi kader Partai Demokrat. Di satu sisi Demokrat akan lebih memilih memberikan tiket capres atau cawapres kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selaku putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Saya tahu dia bernaung di satu partai, dan bedanya partai itu tak akan memberikan tiketnya kepada dia dan pasti diberikan ke pangerannya atau orang dalam," pungkasnya.

Sebelumnya, TGB menyatakan mendukung Jokowi menjadi presiden dua periode. Menurut pria yang saat ini menjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat itu, keputusan mendukung Jokowi telah melalui pertimbangan yang berkaitan dengan kemaslahatan bangsa, umat, dan akal sehat. 


cnnindonesia

Subscribe to receive free email updates: