LUHUT SERANG SBY...?



Jakarta - Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan kembali menyinggung soal data 100 juta orang miskin di Indonesia. Pernyataan ini seolah sebagai serangan terbuka Luhut terhadap Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Luhut memang tak secara terang-terangan menyebut pihak yang dimaksudnya. Namun, Luhut mengkritik para pihak yang kerap berkutat pada angka kemiskinan dibanding fokus pada persoalan bangsa.


"Jadi kita kadang-kadang nggak tahu, kita asyik berkelahi di dalam, angka kemiskinan di 100 juta orang, baca kek datanya. BPS (Badan Pusat Statistik) itu kan nggak bisa bohong. BPS itu kan diaudit," kata Luhut, Kamis (2/8/2018).

"Jangan kita mendidik yang muda untuk belajar berbohong hanya untuk mencapai ambisi sendiri. Saya keras ini. Karena tidak elok buat kita," imbuhnya.

Luhut menyampaikan ini saat memberi ceramah pada Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LVIII Tahun 2018 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI di Kantor Lemhanas, Gambir, Jakarta Pusat.


Beberapa hari sebelumnya, Luhut pernah menyampaikan hal serupa. Luhut mempertanyakan soal sumber data 100 juta orang miskin di Indonesia. Menurutnya, penyampaian data yang tak jelas sumbernya itu tidak mendidik.

"Jangan kita nodai dengan informasi-informasi yang menurut saya tidak bagus dan tidak mendidik ke bawah. Ada yang bilang 100 juta miskin di Indonesia," kata Luhut di Gedung BPPT Jakarta, Selasa (31/7).


Soal angka kemiskinan di Indonesia, Luhut sendiri merujuk pada data yang dikeluarkan BPS. Mengutip data tersebut, Luhut menyebut jumlah penduduk miskin di Indonesia sekitar 26 juta orang.

"Katanya ada 100 juta miskin di mana 100 juta miskinnya, kita kan lihat merujuk BPS. BPS bilang kemiskinan turun 9,82% atau setara 26 juta orang. Itu angka besar tapi tidak 100 juta," ujar Luhut.


SBY sebelumnya menyebut jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 100 juta jiwa. Hal ini diungkapkan Ketum Partai Demokrat itu usai bertemu dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dalam pertemuan yang digelar di kediaman SBY di Mega Kuningan, Jakarta, keduanya mengaku membahas lima isu nasional di mana salah satunya soal ekonomi.

"Yang paling penting menyangkut ekonomi dan kesejahteraan rakyat adalah penghasilan atau income dan daya beli golongan orang mampu dan golongan orang miskin yang kita sebut dengan the bottom fourty, 40% kalangan bawah yang jumlahnya sekitar 100 juta orang," papar SBY saat memberikan pernyataan, Selasa (24/7).


Tonton juga video: 'Blak-blakan Luhut Soal Freeport, Pilpres dan Duit China'

Subscribe to receive free email updates: