Sudah 2 Juta Ton, RI Mau Impor Beras Lagi? Ini Jawaban Mendag
Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebut, tahun ini tidak akan ada lagi izin impor beras.
"Insyaallah (sampai akhir tahun tidak ada izin impor beras)," jawab Enggar ketika ditanya awak media saat menghadiri Rapat Koordinasi Beras, di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (27/8/2018).
Enggar mengatakan, pemerintah melalui rakor yang sudah disetujui kementerian pertanian sampai Bulog sudah menetapkan izin impor beras sebesar 2 juta ton.
Ia menjelaskan, kebijakan untuk melakukan impor saat ini merupakan dampak dari stok beras yang semakin tipis di dalam negeri.
"Bulog yang memutuskan untuk mengimpor. Kenapa harus impor? karena bicara soal suplai dan demmand. Karena suplainya berkurang dan kecenderungan harganya meningkat, ketersediaan stoknya berkurang maka akan kita isi," papar dia.
Ia juga menjelaskan, mengenai riwayat impor beras yang sudah dilakukan oleh pemerintah beberapa tahun lalu. Ketersediaan beras lokal ternyata tidak bisa mensuplai kebutuhan kosumsi di dalam negeri.
Terbukti dari data impor tahun 2014, Indonesia telah mengimpor berasa sebanyak 2,5 juta ton. Stok impor tersebut akhirnya membantu ketersediaan pangan di dalam negeri. Setelah itu di tahun selanjutnya yaitu di tahun 2015 sampai 2016 pemerintah Indonesia juga menggelontorkan izin impor sebesar 1,5 juta ton.
"Tolong diingat, tahun 2014 kita impor 2,5 juta ton. Tahun 2015 sampai 2016 kita impor 1,5 juta ton. Itu kan akumulasi sehingga ketersediaannya berjalan. Kemudian kita mengimpor 500, 500 dan 1 juta dan kemudian menjadi 2 juta ton. Nah kita anggap cukup, dengan asumsi bahwa produksinya berjalan dengan baik. Kita nggak bakalan impor kalau ketersediaannya cukup dan harganya sesuai dengan HET," kata dia.
Dalam rakor kali ini Enggar juga menjelaskan, pemerintah akan mengguyur pasar di dalam negeri dengan stok beras impor.
"Nah sekarang kita sudah tadi rakor, dan memerintahkan kembali guyur pasar, maksudnya penetrasi pasar. Mulai hari ini," kata dia
Ia menjelaskan, akan terus mengguyur pasar sampai harga beras turun. Atau beras ada di angka harga eceran tertinggi (HET) untuk kelas medium beras yang mencapai Rp 9.450.
"Targetnya sampai harga stabil sesuai HET," kata dia.
Lebih lanjut, ketika Enggar ditanya mengenai adanya keterkaitan mengenai impor yang dilakukan tahun ini dengan masa Pemilu 2019, Enggar menjelaskan keputusan impor beras tidak hanya soal politik.
"Loh, kita semata-mata nggak bicara soal Pemilu. Kita bicara inflasi harga yang naik dan kita nggak mungkin membiarkan bulan apapun kita biarkan naik karena kita akan tetap menjaga inflasi 3,5 %," jelas dia.