Pesawat Latih yang Jatuh di Gunungkidul Milik Erix Soekamti






Gunungkidul - Vokalis band Endank Soekamti, Erix Soekamti mengalami musibah, Selasa (4/8) kemarin. Pesawat latih yang diawakinya jatuh dari ketinggian 5.000 kaki. Beruntung, kondisi Erix yang saat kejadian sebagai kopilot serta Faslan Havisha (Alan) selaku pilot sekaligus instruktur terbang selamat tanpa luka.

Saksi mata, Toto Rusmindarto mengatakan peristiwa terjadi pukul 16.00. Pesawat jatuh dan tersangkut pohon di pekarangan di RT 12/RW 01, Gading, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Saat pesawat jatuh, dia dan warga sekitar tidak mendengar suara deru mesin. Yang terdengar hanya suara keras seperti pohon tumbang.

"Warga awalnya tidak tahu ada pesawat jatuh, tidak ada suara mesin, tiba-tiba brukk... seperti pohon tumbang," ujar Toto kepada wartawan di lokasi, Selasa (4/9/2018).

Saat mengecek ke lokasi asal suara, Toto melihat pesawat berwarna kuning merah dalam posisi tersangkut di pohon mahoni dan kelapa. Dia juga melihat pilot dan kopilot turun sendiri dari kokpit pesawat. 

"Mereka berdua turun sendiri. Tadi awalnya saya mau menolong, tapi ternyata bisa turun sendiri," ungkapnya. 

Kapolsek Playen, AKP Yusuf Tianotak mengatakan, lokasi kejadian sekitar 500 meter dari Lanud Gading. Saat peristiwa terjadi, kondisi angin cukup kencang. "Pesawatnya sempat memutar dari timur, oleng lalu jatuh. Alhamdulillah keduanya (pilot dan kopilot) selamat," jelasnya. 

Ketua Jogja Flying Club (JFC), Tjandra Agus Budiman membenarkan pesawat latih yang jatuh itu dikopiloti Erix Soekamti dengan pilot Alan. Keduanya terdaftar sebagai anggota JFC di bawah naungan Federasi Aero Sport Indonesia (FASI). Sedangkan pesawatnya milik Erix pribadi

Hasil investigasi sementara, penyebab pesawat jatuh karena mesin mati.

"Ketinggian 5.000 feet mesin mati, diputuskan mendarat darurat di landasan Gading, pukul 16.00 pilot declare emergency. Tapi pesawat tidak bisa masuk landasan Gading, dan sesuai prosedur, pilot wajib cari tempat mendarat paling aman, yang bukan perumahan, tidak timbulkan korban di bawah, bisa selamatkan pilot dan kopilot. Dan lokasi paling aman mendarat di kebun, pesawat nyangkut di pohon, titik jatuh di final runway Gading," kata Tjandra saat jumpa pers di Media Center Lanud Adisutjipto Yogyakarta, Selasa (4/9) malam.

Dia mengungkapkan pesawat jenis microlight tipe sky ranger itu kondisinya layak dipakai latihan terbang. Sebelum lepas landas dari hanggar JFC di Lanud Adisutjipto pukul 15.00, petugas telah mengecek ulang kondisi pesawat produksi tahun 2006 itu dan mendapatkan izin terbang.

Tjandra melanjutkan, Alan merupakan instruktur terbang yang sudah berlisensi, dia menjadi anggota JFC hampir 10 tahun.

"Sebetulnya pilot punya kualifikasi instruktur, kalau Erix masih baru di JFC, makanya tidak mungkin terbang sendirian, masih dalam pengawalan instruktur. Tapi namanya musibah, yang paling penting bagi kita semuanya aman, tidak ada korban, bisa selamat, kondisi awak pesawat tidak ada luka," tuturnya. 

Kondisi Erix dan Alan sendiri menurut Tjandra memang tidak mengalami luka-luka. 

"Saya (dapat laporan langsung menuju) di lokasi, keduanya masih di lokasi. Keadaan mereka tidak ada luka, sama sekali tidak dibawa ke rumah sakit, kondisinya cukup tenang," imbuhnya. 

JFC, FASI dan Lanud Adisutjipto akan menginvestigasi lebih lanjut peristiwa itu. Bangkai pesawat sudah dievakuasi dan dibawa ke hanggar JFC. 

detik

Subscribe to receive free email updates: