Kalah Pilkades, Warga di Wonosobo Menutup Jalan dengan Tembok



Wonosobo - Jalan antardesa sekaligus jalur alternatif antarkecamatan di Desa Rejosari, Kecamatan Kalikajar, Wonosobo ditutup dengan tembok. Penutupan jalan ini dilakukan warga yang kalah bertarung di pemilihan kepala desa.

Berdasarkan pantauan detikcom, tembok dengan tinggi sekitar 2 meter ini menutup jalan alternatif antara Desa Rejosari di Kecamatan Kalikajar dengan Desa Sindupaten di Kecamatan Kertek. Bahkan, di bagian atas tembok, terdapat pecahan kaca sehingga tidak bisa dipanjat.

Salah satu perangkat desa Rejosari, Cahyo Edy, mengatakan tembok tersebut dibangun sejak 5 hari lalu. Namun, sebelumnya sudah di pagar dengan bambu hingga kendaraan roda dua tidak bisa melintas.

"Awalnya ditutup menggunakan bambu mulai tanggal 12 Desember 2018. Jadi setelah Pilkades langsung ditutup. Tetapi saat itu masih bisa dilewati orang jalan, kalau sekarang benar-benar tutup total," kata dia di kantor desa Rejosari, Kamis (3/12/2018).
Akibatnya, warga yang akan ke Desa Sindupaten harus memutar. Jika sebelumnya sekitar 10 menit dengan kendaraan roda dua, kini menjadi sekitar 45 menit.

"Sektor ekonomi dan pendidikan yang terasa terganggu. Karena warga di sini kalau ke Pasar Kertek ya lewat jalan itu. Selain itu siswa sekolah tingkat atas. Karena untuk SD dan SMP masih berada di kecamatan Kalikajar, tetapi SMA atau MA di luar Kalikajar," paparnya.
Cahyo mengaku pemerintah desa tidak bisa berbuat banyak atas penutupan jalan tersebut. Sebab, tanah yang digunakan untuk jalan merupakan tanah milik Soim Pamuji, calon Kades yang melakukan penutuapan jalan.

"Kalau melihat sejarahnya, jalan di situ dulu terbawa aliran sungai. Kemudian dilebarkan menggunakan tanah milik calon Kades itu. Jadi kami tidak bisa berbuat apa-apa," terangnya.
Disampaikan, penutupan jalan ini karena kekecewaan Soim pada hasil Pilkades. Padahal, jika dilihat dari perolehan suara, Soim berada di urutan 3 dari 5 calon.

"Soim itu mantan Sekdes kemudian maju menjadi peserta Pilkades bersama 4 calon lainnya. Perolehan suara, dia berada di urutan ketiga dengan 352 suara. Sedangkan yang memang 616 suara dan urutan kedua 605. Dua calon lain suaranya tidak sampai 200," sebutnya.
Saat dimintai konfirmasi, Soim Pamuji mengatakan tembok tersebut berada di tanah miliknya. Sehingga menurut dia tidak ada yang salah dengan tembok yang menutupi jalan tersebut.

"Kami sudah ikhlas tanah milik ayah saya digunakan untuk jalan. Tetapi ternyata warga di sini tidak melihat itu," kata dia.

Ia mengungkapkan, ada beberapa kejanggalan yang dilakukan calon kades lainnya. Seperti membagikan nasi bungkus kepada warga dan menjemput dari rumah ke tempat pemilihan.

"Padahal semua sudah sepakat yang menjemput itu panitia saja. Agar tidak terjadi keributan. Tetapi ada yang melanggarnya," ungkapnya.
Soim mengaku tidak akan membongkar tembok tersebut. Ia baru akan membongkar jika warga di Rejosari mengubah pola pikirnya. Menurutnya langkah ini sebagai pembelajaran bagi warga.

"Saya tidak akan membongkarnya kecuali kalau warga mau berubah pola pikirnya. Kalau masih seperti ini tetap saya biarkan saja. Mestinya yang jadi perhatian itu yang melanggar saat Pilkades, bukan tembok ini karena ini kan tanah ayah saya," tuturnya.

Sekcam Kalikajar, Saraswati, mengatakan pihaknya sudah berulang kali mempertemukan semua calon Kades beserta Muspika. Namun yang bersangkutan tetap enggan membongkar tembok beton yang menutup jalan.

"Sejak partama kami sudah berkoordinasi dengan jajaran Muspika. Tapi malah dibeton, kami juga kaget. Saat itu dia mengatakan kalau itu tanah miliknya jadi bebas mau diapakan saja," ujarnya.

Ia berencana kembali melakukan koordinasi. Namun, setelah suhu politik di Desa Rejosari dingin. Pasalnya, meski jalan tersebut merupakan milik perorangan, namun penutupan jalan berdampak pada berbagai sektor.

"Nanti menunggu suasana dingin dulu, nanti akan kami pertemukan lagi untuk mencari jalan keluarnya," tuturnya.

detik

Subscribe to receive free email updates: