Pagelaran wayang kulit,dalam rangka 'MUHARAMAN'1441 H,serta sosialisasi program Desa Gunungjaya







Dalam kisah pewayangan Jawa, negara Amartha merupakan negara yang dikenal sebagai tanah para Pandawa lima. Pada awalnya, negara ini merupakan Hutan Mertani atau Wanamarta yakni sebuah hutan belantara yang dikenal angker dan menjadi lokasi para jin berkumpul. Hutan ini juga disebut dengan hutan siluman karena seringkali menjadi lokasi para makhluk halus berkumpul. Alkisah, sekembalinya Pandawa ke Astina setelah lolos dari peristiwa Bale Sigala-gala, Destarata atas saran Patih Sengkuni memberi bagian wilayah pada Pandawa lima berupa Hutan Mertani atau Wanamarta.
Yang sebenarnya ini hanyalah akal-akalan licik Patih Sengkuni dalam usaha menyingkirkan Pandawa lima. Hutan Mertani atau Wanamarta merupakan hutan yang sangat angker dan terdapat kerajaan jin, dengan harapan Pandawa lima akan mati saat babad alas ini. Dalam perjalanan ke hutan Alas Wanamarta, Arjuna dihadang resi Wilawuk, yaitu jin raksasa, Mengenai resi Wilawuk atau resi Wilwuk ada yang menceritakan bahwa Resi Wilawuk berwadag seekor naga besar, naga yang mempunyai sepasang sayap yang panjang dan kuat.
Baiknya kita tanggapi kedua versi itu dan kita simpulkan, Resi Wilawuk adalah seorang jin raksasa, yang dapat berubah menjadi seekor naga. Resi Wilawuk meminta Arjuna mengikuti resi Wilawuk kepertapaannya, yaitu pertapaan Pringcendani. Arjuna naik ke badan naga dan naga Wilawuk pun terbang menuju ke pertapaan Pringcendani.





Tersebutlah Ki Lurah Semar sedang prihatin melihat Negara Amarta yang dulu sangat menjunjung tunggi nilai-nilai Empat Pilar belakangan nilai-nilai Empat Pilar sudah makin ditinggalkan. Sebagian orang mementingkan dirinya sendiri, tidak lagi ada gotong royong. Alam pun mengingatkan dengan menunjukkan berbagai peristiwa, seperti gunung meletus,kebakaran,dan juga banjir di mana-mana, dan berbagai peristiwa lainnya.
 Sebagai pertanggungjawaban sebagai among projo, Ki Lurah Semar melalui aksi Mbangun Jiwo mengajak rakyatnya kembali mengamalkan nilai-nilai Empat Pilar. Nasihat Ki Lurah Semar ini disampaikan .
melalui  pagelaran wayang kulit dengan lakon "BABAD ALAS WANAMARTA " di Desa Gunungjaya, Kecamatan Belik ,Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, Rabu, malam,Kamis (25/09/2019). Pagelaran wayang yang menampilkan  dalang Ki Kukuh Bayu Aji.berlangsung di halaman Balai Desa Gunungjaya,Tamu undangan dan beberapa Pejabat,  hadir  bersama ratusan masyarakat dari Desa Gunungjaya dan sekitarnya. Selain itu, hadir juga Camat Belik,Heru Weweg Sembodo,Sos,MM.
 Dalam sambutannya Ustad Abdul Aziz, selaku ketua panitia penyelenggara pagelaran seni budaya tradisional wayang kulit ini melaporkan bahwa pagelaran seni budaya wayang ini merupakan salah satu kegiatan Desa, dalam menyosialisasikan kegiatan Desa Gunungjaya. Seperti diketahui dalam menyosialisasikan kegiatan Desa, menggunakan berbagai metode, seperti Training of Trainers (ToT), Lomba Cerdas Cernat, Outbound dan sebagainya. Pagelaran seni budaya wayang ini dipilih sebagai salah metode sosialisasi kegiatan Desa, menurut Abdul Aziz, karena seni wayang ini masih sangat digemari oleh masyarakat. Selain  untuk menyosialisasikan kegiatan Desa, pagelaran seni budaya ini juga upaya Gesa Gunungjaya, untuk turut menggali dan melestarikan seni budaya tradisional di berbagai daerah di Indonesia agar jangan sampai punah. Pagelaran seni budaya wayang di Desa Gunungjaya ini diawali dengan  kata sambutan dari Kades Gunugjaya,Sugeng Riyadi,.dan ketua panitia penyelenggara Abdul Aziz,kemudian dilanjutkan dengan pagelaran wayang semalam suntuk.oleh Ki DALANG KUKUH BAYU AJI,.



Subscribe to receive free email updates: