Ipar Jokowi Mundur dari Bakal Cabup Gunung Kidul

Jakarta - Kerabat Presiden Joko Widodo, Wahyu Purwanto dikabarkan mundur dari pencalonan bakal calon bupati (bacabup) Gunung Kidul, DIY. Adik ipar Jokowi itu sebelumnya telah melamar melalui Partai NasDem.

Foto Antara

Kabar mundurnya Wahyu dikonfirmasi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Gunung Kidul, Suparjo.

"Benar (Wahyu Purwanto mundur)," jawab Suparjo kepada CNNIndonesia.com, Minggu (19/1).

Suparjo mengatakan partainya tak masalah dengan kabar pengunduran diri kerabat Jokowi tersebut. DPD NasDem, kata dia, juga belum menyampaikan rekomendasi kepada pimpinan pusat.

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem DIY, Subardi menjelaskan belum ada pengunduran diri secara formal dari Wahyu Purwanto yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan NasDem DIY tersebut.


"Masih sebatas isu bahwa oleh keluarga, khususnya Ibunya Pak Jokowi diimbau tidak ikut Pilkada untuk fokus urusan keluarga," jelas Subardi kepada CNNIndonesia.com.

Namun demikian, Subardi juga menghargai hak pribadi yang bersangkutan untuk mundur. Terlebih Wahyu Purwanto juga belum resmi dicalonkan dari NasDem.

"DPW NasDem DIY belum mengusulkan siapapun menjadi cabup-cawabup di DIY," tegasnya.

Seperti diketahui, anak, mantu hingga kerabat Jokowi dikabarkan bakal maju sebagai calon kepala daerah di Pilkada Serentak 2020.

Putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka mencalonkan diri melalui PDIP sebagai bakal calon wali kota Solo.


Sementara itu, menantu Jokowi juga mendaftar di Pilkada Medan. Bobby Nasution percaya diri bakal mendapat dukungan dari Partai Gerindra untuk bisa maju menjadi bakal calon wali kota dalam Pilkada Medan 2020 mendatang.

"Kita menunggu rekomendasi. Sama-sama berdoa supaya Gerindra cepat keluarkan rekomendasi," kata Bobby di Kantor DPD Gerindra Sumut, Medan, Kamis (16/1).

Langkah serupa juga dilakukan Doli Sinomba Siregar merupakan keluarga dari besan Jokowi. Paman dari Bobby Nasution tersebut menyatakan niatnya untuk maju dalam Pilkada Tapanuli Selatan.

Jokowi menepis narasi yang menyebut dirinya tengah berupaya membangun dinasti politik. Jokowi mengatakan seseorang kepala daerah terpilih karena mutlak dipilih rakyat.

"Ini pertandingan, ini kompetisi. Bisa menang dan bisa kalah. Kalau tidak dipilih rakyat ya tidak jadi," kata mantan wali kota Solo tersebut, akhir pekan kemarin di Istana Merdeka. 

Subscribe to receive free email updates: