Pemerintah mengajak masyarakat luas untuk bergabung menjadi relawan uji klinis vaksin Corona.
JAKARTA-Pemerintah mengajak masyarakat luas untuk bergabung menjadi relawan uji klinis vaksin Corona. Vaksin yang akan diuji adalah hasil kerja sama antara BUMN farmasi, Bio Farma dengan perusahaan asal China, Sinovac.
Untuk menjadi relawan yang akan menjajal vaksin ini tentu ada syaratnya. Apa saja?
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga memaparkan, masyarakat yang mau jadi relawan syaratnya harus berumur 18 hingga 59 tahun. Calon relawan juga tidak sedang melakukan uji klinis apapun.
Di sana dinyatakan bahwa yang bisa ikut ini adalah orang dewasa sehat usia 18-59 tahun, kemudian tidak ikut dalam uji klinis lainnya," jelas Arya kepada wartawan, Selasa (28/7/2020).
Kemudian calon relawan juga tidak memiliki riwayat terinfeksi virus Corona. Relawan juga tidak memiliki penyakit bawaan lainnya.
"Tidak pernah memiliki riwayat infeksi Corona selama ini, baik lewat rapid test dan test swab. Kemudian, saya juga tidak ada penyakit lainnya," papar Arya.
Arya sendiri mengaku, dirinya sudah mendaftar jadi relawan. Dia mengajak masyarakat luas untuk ikut jadi relawan uji klinis vaksin Bio Farma.
"Saya juga mengajak masyarakat lainnya untuk jadi relawan, supaya kita bisa berguna untuk bangsa dan negara. Mudah-mudahan dengan begini nantinya vaksin bisa digunakan untuk bangsa kita dan bangsa lain, semoga ini sukses," kata Arya.
Sebagai informasi, Bio Farma sendiri butuh 1.620 relawan untuk menjajal vaksin dari China ini. Head of Corporate Communication PT Bio Farma, Iwan Setiawan mengatakan uji klinis vaksin sendiri akan dilakukan mulai bulan Agustus. Uji klinis dilakukan selama 6 bulan lamanya.
"Secara scientific memang 6 bulan itu adalah waktu yang optimal untuk melihat bagaimana reaksi dari vaksin ini. Jadi dari sisi regulasi maupun bukti scientific nya kita harus penuhi persyaratannya," tutur Iwan dalam acara Market Review dengan IDX Channel, Kamis (23/7/2020).
Saat ini, uji coba tahap III vaksin Corona dari Sinovac sendiri tidak hanya dilakukan oleh Indonesia saja. Beberapa negara lainnya juga melakukan uji klinis serupa menggunakan bibit vaksin dari Sinovac, diantaranya Brazil, Bangladesh, dan Turki. Setelah uji coba dinyatakan berhasil, maka masing-masing negara siap memproduksi vaksin tersebut secara massal.