BANYAK ANAK SEKOLAH HAMIL DI LUAR NIKAH DI PEMALANG SALAH SIAPA?

 


RIBUAN ANAK SEKOLAH DI PEMALANG HAMIL DI LUAR NIKAH, SALAH SIAP

beritatimur.id- Pemalang-Jawa Tengah-

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi, tetapi ternyata  mereka mendustakan (ayat-ayat kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan" (QS. 7 : 96)

Membaca fakta adanya kasus ribuan anak-anak sekolah dalam tiga tahun terakhir di kabupaten Pemalang hamil di luar nikah, tentu menyentak dan mengundang keprihatinan semua pihak. Angka ini baru yang tercatat secara resmi di Pengadilan Agama Kabupaten Pemalang. Pada hal dalam kenyataannya, patut diduga kejadian ini jauh lebih besar jumlahnya di lapangan. Fenomena gunung es, yang tampak hanya sedikit, pada hal dalamnya masih banyak.

Dalam pengamatan saya, Trend degradasi moral ini sesungguhnya tidak terjadi di kabupaten Pemalang saja, tetapi hampir merata di seluruh wilayah Indonesia. Jika tidak segera kita atasi, maka wajah 20-30 tahun ke depan, generasi penerus kita akan banyak dipenuhi oleh anak-anak hasil perzinahan, dan tidak tertutup kemungkinan akan melahirkan kembali perzinahan. Dari zina, zina lagi, lagi zina, zina, zina, zina, demikian seterusnya. Jika sudah terjadi demikian, mungkinkah keberkahan dari langit dan bumi Allah hadirkan untuk kita?

Bagaimana kasus banyaknya anak-anak sekolah hamil di luar nikah ini bisa terjadi dan terus terjadi setiap tahun nya? Menjadi tanggung jawab siapa? Apakah hal semacam ini akan dibiarkan begitu saja tanpa ada perhatian dan upaya serius dari kita untuk sekedar menghambat lajunya ? 

PUDARNYA NILAI KETAQWAAN !

Membangun ketaqwaan merupakan aktivitas inti dalam setiap lini kehidupan, tak terkecuali dalam lingkup pendidikan. Tiga pilar utama yang wajib bangun ketaqwaan dalam pendidikan yaitu Guru, orang tua, dan siswa. Membangun kedekatan diri kepada Allah SWT harus senantiasa dijalankan oleh guru, orang tua, dan siswa. Tidak bisa hanya salah satu pihak saja. Sayangnya pada bab ini, sekarang justru yang terjadi ketiganya sama-sama menjauh dari Allah SWT. Salah satu contohnya, banyaknya guru yang terjerat hutang riba, orang tua yang masa bodoh dan hanya menyerahkan anak-anaknya ke sekolah untuk dididik terserah sekolah tanpa disertai tarbiyah dalam keluarga, anak-anak yang tidak ada upaya untuk membangun kesholehan diri, menjadi penyebab 'gersangnya' dimensi pendidikan kita yang jauh dari ketaqwaan. Out put nya melahirkan generasi yang lemah iman dan islam. Bagaimana mungkin akan lahir generasi terbaik bila guru, orang tua, dan siswa-siswanya bermasalah? 

Sebaik-baik generasi adalah generasi para sahabat Nabi, Tabiin, dan Tabiut Tabiin. Jika kita perhatikan, ketiga generasi terbaik ini bisa terjadi karena transisinya dipersiapkan sebaik mungkin dari tiga pilar tadi. Gurunya, masya Allah taqwa nya luar biasa. Berilmu, sabar, qonaah, serta fokus mendidik. Cita-cita sang guru hanya satu mengantarkan anak didiknya harus lebih baik daripada dirinya. Orang tuanya? Berusaha menjadi sebaik-baik orang tua, agama menjadi pondasi dalam membangun dan membesarkan keluarga. Dan jangan lupa, siap membayar mahal guru yang mau mendidik anak-anaknya. karena ia sadar, anak-anak adalah aset yang mahal, yang harus dijaga untuk menghasilkan karya-karya yang berharga kelak di zamannya. Itulah sebabnya menurut imam Syafi'i, di antara syarat untuk mendapatkan keberkahan ilmu, harus ada biaya yang kita kekuarkan untuk guru-guru kita. 

Tentang kesejahteraan para guru hari ini memang masih jauh dari sejahtera, apalagi para ustadz/ustadzah pengampu pelajaran agama di TPQ dan madrasah diniyah di kampung-kampung, sehingga belum sepenuhnya fokus mengajar, membina anak didiknya secara intensif sebagaimana para ulama zaman dahulu. Ketika kesejahteraan mulai meningkat, mulai hilang sifat qonaah, dan akhirnya terjerat hutang riba, yang dosanya sangatlah besar. Guru yang bermasalah tidak mungkin bisa melahirkan generasi terdidik yang berkualitas. 

Anak-anaknya? Ada motivasi dan cita-cita yang besar, siap menjadi orang-orang besar kelak di zamannya. Tidak ada rasa takut dan khawatir bila ada ulama dan pemimpin besar yang wafat, karena penggantinya sudah dipersiapkan. Bisa dibayangkan besarnya jariyah pahala yang terus mengalir, jika tiga pilar ini sama-sama membangun ketaqwaan. Kabar baiknya, sunnatullah menjadi orang besar, menjadi ulama besar di setiap zaman, Allah berikan kepada siapa saja yang mau mengambil peluang ini secara sungguh-sungguh! 

Percayalah! Satu hal yang paling mahal di dunia ini adalah membangun keluarga. Karena ada komponen biaya yang tak bisa dinilaikan. Maka jangan sampai biaya yang super mahal ini hanya mampu mengantarkan sekeluarga masuk neraka! Naudzubillah ! Sekeluarga harus sama-sama masuk surga yang sama. Jangankan zina, mendekatinya pun tak mau.

EVALUASI SISTEM PENDIDIKAN KITA !

Banyaknya kasus hamil di luar nikah di kalangan pelajar, jelas semakin membuktikan adanya kegagalan dalam sistem pendidikan formal kita. Berkurangnya muatan pelajaran agama pada sistem pendidikan formal kita (di luar pesantren) menjadi salah satu penyumbang penyebab maraknya perzinahan di kalangan pelajar. 

Saya melihat ada desain besar untuk semakin menjauhkan agama dalam sistem pendidikan kita. Pada hal sejatinya semua pelajaran adalah agama. Dalam ilmu alam dan sosial, ada agama. Biologi dan kedokteran, ada agama. Dalam ilmu matematika, juga ada agama. Ekonomi, astronomi, bahasa, dan semua hal yang kita pelajari, semua terkait dengan agama. Bukankah Allah jelaskan dan tegaskan bahwa agamaNya telah sempurna? 

Silahkan cari satu bagian saja dari kehidupan kita yang tidak ada aturannya dalam islam! Semua terkait dan terikat oleh Islam ! Karena Allah tahu betul bahwa solusi terbaik untuk kehidupan kita adalah syariat islam. Islam adalah agama untuk semua ummat manusia. ini bukan ranah perdebatan atau pun pemaksaan, tapi ranah pembuktian (praktek). Siapa pun yang mau menerapkan syariat islam dalam kehidupannya, maka akan ada manfaat besar yang ia dapatkan. Kejayaan dunia ada dalam genggaman. Bila ia mau menambah beriman kepada Allah dan RasulNya, kebahagiaan dunia dan akhirat akan ia dapatkan. Sempurna ! 

Pada dasarnya kita dididik untuk menjadi orang yang berakhlak dan beradab yang melahirkan perilaku terpuji. Ibarat tubuh kita, kebutuhan tidak hanya urusan perut semata, tapi juga ada jiwa dan hati yang harus senantiasa dijaga, dirawat, diberikan 'nutrisi'. Full Day School yang terlalu banyak memporsikan transfer pengetahuan, minimnya pembelajaran agama, hanya melahirkan para buruh sesuai dengan kebutuhan kapitalis. Inilah desain nyata yang terjadi pada pendidikan kita.

PERAN PEMERINTAH 

Pembatasan usia dalam undang-undang perkawinan kita di mana untuk laki-laki 19 tahun, sedangkan untuk wanita 16 tahun, sejatinya sudah diperhitungkan masak-masak oleh para pemangku kebijakan negeri ini. Meskipun kedewasaan dan kematangan berpikir seseorang bisa jadi lebih cepat dari usia tersebut. Yang menjadi persoalan adalah kemudahan dalam hal pernikahan, tidak berarti memudahkan semudah-mudahnya, alias 'nggampangke'. 

Artinya jika ada pelajar yang hamil di luar nikah ketika ia mengajukan proses pernikahan, sudah seharusnya permohonannya ditolak sebagai efek jera agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. Efek buruk dari diloloskannya permohonan ini, maka cukup bermodalkan akta nikah, jika anak hasil zina tersebut lahir, dalam dokumen Kartu Keluarga akan tetap tertulis nama bapaknya. Pada hal anak hasil zina nasabnya nyambung ke ibunya. Bila yang lahir anak perempuan,lalu 17 tahun yang akan datang, ia menikah dengan wali nikah si bapak tadi, pada hal tidak sah, bukankah ini akan membuat amburadul nya tatanan masyarakat kita, dengan banyaknya syariat yang kita langgar ? 

Sebagai pihak yang berwenang, sebenarnya pemerintah punya banyak cara untuk menanggulangi perzinahan di kalangan pelajar. Apa lagi bila bila mereka sangat serius untuk menghadirkan kesejahteraan dan keberkahan untuk masyarakat yang dipimpinnya.

HP, INTERNET, SOSIAL MEDIA

Sudah disampaikan oleh banyak pakar, bahwa usia anak boleh punya HP sendiri itu minimal 18 tahun ke atas. Kematangan berpikir menjadi sebab utama. itu pun sudah dibekali dengan pondasi agama. Pada era digital, menyerahkan HP pada anak, sama dengan menyerahkan anak untuk dididik oleh HP. Tontonan menjadi tuntunan nyata adanya. Dan pangsa pasar terbesar untuk anak-anak yang disiapkan oleh para penjajah modern adalah pornografi. Dari pornografi, anak-anak akan dirangsang untuk berlanjut ke pornoaksi. Kecanggihan internet dan derasnya arus informasi sosial media, belum mampu diserap dan disaring maksimal manfaat yang baik-baik oleh anak-anak kita, termasuk kita para orang tua !  

Sadarlah wahai para orang tua ! Anak-anak kita memang sedang ditarget untuk pornografi dan pornoaksi oleh mereka yang tidak mau bertanggung jawab. Rajin-rajinlah kontrol gadjet anak-anak kita. Jika anak-anak terbuka, bermain internet yang sehat, maka status aman. itu pun durasi waktunya harua tetap dibatasi. Tapi jika anak-anak sudah mulai agak tertutup, waspadalah ! 

Senantiasa ajak anak-anak kita diskusi dalam keluarga. Cek siapa saja lingkar pertemanan anak-anak kita. Jangan lelah untuk terus mengingatkan Visi Besar Keluarga, Masuk Surga Sekeluarga Sama-Sama dalam Surga yang Sama.

JALAN PANJANG AKTIVIS DAKWAH

Maraknya perzinahan di kalangan pelajar menjadi bukti bahwa jalan dakwah kita masih panjang episodenya. Hentikan perdebatan khilafiyah yang tak berguna, karena masih banyak jiwa-jiwa baru yang perlu dibina. Jika kita tak peduli, maka islam bisa mati karena terputus generasi. 

Kita bukanlah berada pada masa Salman Al Farisi yang rela dari jauh, ratusan kilometer berjalan mencari sumber ilmu, di mana santri mendatangi guru. Kita berada di zaman di mana para dai harus terjun sendiri mencari calon santri. Nikmatnya majelis ilmu tidak hanya hadir di masjid-masjid, tetapi juga harus hadir di sekolah-sekolah, di pabrik-pabrik, di kampung-kampung, di rumah-rumah, di mana di situ ada umat Rasulullah SAW, di situ harus ada cahaya islam. ini bukan perkara hasil, tapi ini ijtihad dan ikhtiar kita, agar kelak datang pertanyaan dari Allah, "Apa yang sudah kamu lakukan untuk umat Muhammad?" kita mampu menjawabnya tanpa terbata-bata. Semoga Allah ridho dengan apa yang kita kerjakan. 

Bukankah telah sampai kabar kepada kita, bahwa Allah pernah melaknat dan mengazab umat terdahulu karena maraknya perzinahan dan penyimpangan seksual ? Sebelum semua itu terlambat, ayo semua bergerak karena masih ada hal yang bisa kita perbuat. 

Oleh : 

Edi Setiono, S.Pi

Anggota MUI Kab. Pemalang 2024-2029

Subscribe to receive free email updates: